Perkembangan Teori Manajemen
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
A. PENGANTAR
Untuk menjamin
kesuksesan suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap teori
manajemen guna mendorong afektivitas dan efisiensi kerja atau profesionalisme
manajemen. Hal ini disebabkan manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni.
Teori manajemen dapat digunakan untuk memprediksi kaitan antara berbagai
fenomena, sehingga diharapkan akan mengurangi praktik “trial and error” atau
coba-coba, sehingga proses manajemen dapat dilaksanakan lebih efektif dan
efisien.
Manajemen
sebagai seni dan ilmu telah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai
dengan kebutuhan dan jamannya. Secara garis besar perkembangan teori manajemen
dapat dilihat dari pengelompokan atau tahap berikut ini: (1) teori manajemen
kuno (2) teori manajemen klasik (3) pendekatan hubungan manusia (4) pendekatan
manajemen modern. Masing-masing tahap mempunyai sumbangan dan keterbatasan
sendiri. Pendekatan integratif berusaha menggabungkan pendekatan-pendekatan
yang ada, dengan melihat organisasi sebagai suatu sistem dan menggunakan
pendekatan yang ada secara situasional.
B. PEMBAHASAN
1.
Teori Manajemen Kuno
Awal mula
berkembangnya teori manajemen sebenarnya sudah dimulai sejak jaman dahulu oleh
bangsa kuno seperti mesir, romawi, yunani, meskipun belum ada studi manajemen
yang sistematis. Secara praktis, Bangsa-bangsa Mesir, Yunani dan Romawi sudah
menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari baik dalam organisasi
pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Pengkajian ilmu manajemen pada masa,
lebih bersifat sporadis. Kemungkinan penyebabnya adalah ilmu ekonomi yang
berkembang terlebih dahulu dan manajemen yang lebih dipandang sebagai “seni”
yang dapat dipelajari hanya dengan magang, tanpa belajar teori manajemen.
Bukti adanya
perkembangan teori manajemen pada masa kuno adalah adanya peninggalan kejayaan
Bangsa Mesir, Yunani, China, Persia dan Romawi. Hal ini jelas menunjukkan bahwa
manajemen sudah berkembang pada masa itu. Piramida Mesir, Tembok Cina,
Peradaban Yunani dan Romawi membuktikan bahwa dimasa itu ilmu manajemen telah
berkembang. Bagaimana mungkin suatu bangsa dapat membuat karya yang luar biasa
jika tanpa adanya proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian.
Teori manajemen
kuno sampai sekarang masih tetap digunakan dan dikembangkan walaupun dalam
praktinya terkadang sudah bercampur dengan teori manajemen modern. Contoh nyata
dari teori manajemen adalah proses magang bagi calon tenaga kerja. Orang yang
mau belajar manajemen perdagangan perlu magang kepada orang yang sudah
berpengalaman agar mampu menyerap ilmunya dengan baik. Contoh lain yaitu,
seorang santri harus magang kepada gurunya (kyai) selama bertahun-tahun untuk
dapat memahami dan mendalami ilmu gurunya.
2.
Teori Manajemen Klasik
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi
industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan
pematian temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan
usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara
lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.
1.
Robert
Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak
usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi
kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap
kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja
dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk
menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha
memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun
rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi
menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal Manajemen Modem”. Selain
itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi
yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan
kondisi kerja, beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas,
seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
2.
Charles
Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik
pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan
prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan
biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan
spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga
pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat
kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822,
yang disebut “rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)”.
Prinsip-prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir
seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis
(Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar
komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer”.
Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On the Economy
Of Machinery and Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip
efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk
menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja
supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat
memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem
pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja
memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam
peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna
pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan
pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam
peningkatkan produktivitas.
3.
Frederick
W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah
yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1.
Pengembangan manajemen ilmiah
secara benar.
2.
Pekerjaan diseleksi secara ilmiah
dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan.
3.
Adanya pendidikan dan pengambangan
ilmiah dari para pekerja.
4.
Kerjasama yang baik antara
manajernen dengan pekerja.
Dalam
menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental
di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor
mendekati ilmiah adalah:
1.
Adanya ilmu pengetahuan yang
menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2.
Adanya hubungan waktu dan gerak
kelompok.
3.
Adanya kerja sarna sesama pekerja,
dan bukan bekerja secara individual.
4.
Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5.
Mengembangkan seluruh karyawan
hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para
kaayawan itu sendiri dan perusahaan.
Buku-buku
Taylor yang terkenal adalah “Shop management (1930)”, Principles Of Scientific
Management (1911)”, dan “Testimory Before Special House Comittee (1912)”. Dan
pada tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan
judul “Scientific Management.
4.
HenryL
Gant (1861 -1919)
Sumbangan
Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk
para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan
“Gant Chart”.
Ia
menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara
manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen.
Metodenya
yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan.
Hal ini yang menghasilkan terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut.
5.
Henry
Fayol (1841 -1925)
Henry
Fayol mengarang buku “General and Industrial management”. Pada tahun 1916,
dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas
pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang
kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih
utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer
tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan
metode manajemen yang tepat.
Sumbangan
terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata
kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat
diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah
dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam
kegiatan :
1.
Teknis (produksi) yaitu berusaha
menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.
2.
Dagang (Beli, Jual, Pertukaran)
dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi.
3.
Keuangan (pencarian dan penggunaan
optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
4.
Keamanan (perlindungan harga milik
dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
5.
Akuntansi dengan adanya pencatatan
dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta berbagai data
statistik.
6.
Manajerial yang terdiri dari 5
fungsi: 1) Perencanaan (planning) berupa penentuan
langkah-langkah yang memungkinkan organisasi mencapai
tujuan-tujuannya. 2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam
arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana. 3) Memerintah
(Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas
pekerjaan mereka. 4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan
memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara
harmonis dalam mencapai tujuannya. 5) Pengendalian
(Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu
sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
3.
Pendekatan Hubungan Manusiawi
Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi
melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang
aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi
produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam
sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena
sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam
menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga
orang pelopor aliran perilaku yaitu:
1.
Hugo
Munsterberg (1863 -1916)
Sumbangannya
yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan
tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya.
Bukunya “Psychology and Indutrial Efficiency”, ia memberikan 3 cara untuk
meningkatkan produktivitas: a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling
sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya. b. Menciptakan tata
kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan
produktivitas. c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak
yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
2.
William
Ouchi (1981)
William
Ouchi, dalam bukunya “theory Z -How America Business Can Meet The Japanese
Challen ge (1981)”, memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan
adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau didasarkan pada
perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe perusahaan Jepang
dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika.
Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.
Sumbangan
para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan
pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok, ataupun hubungan
antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer
diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan
bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada
masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan
memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi. Walaupun
demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu umum,
abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang
perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang
mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.
4.
Pendekatan Manajemen Modern
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan
gabungan dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini
berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam
memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di
Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan “OR Tema” dan setelah
perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang
memerlukan “OR Tim” ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih
diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model
dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan
komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional
kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen
ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti
dalam hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi,
strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian
kepada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan
dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu
seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya
sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga
para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik
ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
C. PEMBAHASAN
Keempat tahap manajemen yang telah diuraikan di
atas ternyata sampai sekarang berkembang terus. pendekatan hubungan manusiawi dan ilmu
manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah
berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan
terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan
kontingensi.
Aliran
klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan
terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran
ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara
aliran-aliran ini.
Proses
perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari
lima sisi yaitu:
1.
Dominan, yaitu aliran yang muncul
karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan
bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
2.
Divergensi, yaitu dimana ketiga
aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan
aliran-aliran lainnya.
3.
Konvergensi, yang menampilkan aliran
dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur.
Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya
tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap
yang lain.
4.
Sintesis, berupa pengembangan
menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang
kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
5.
Proliferasi, merupakan bentuk
perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajenlen yang baru
yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.
Seperti
kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan dan
menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat
bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan
dunia ini berhasil dan berkembang karena keahlian danpengalaman dari para
manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru,
service, system, produk.
Adanya
inovasi yang terus menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan
interaksi dalam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari
pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru.
D. SARAN
Berdasarkan
materi makalah pengantar Manajemen di atas, maka ada empat unsur pokok yang
kami sarankan agar pembaca memeperhatikan, pembahasan tersebut. Karena keempat
unsur inilah, merupakan induk sejarah sehingga terbentuklah ilmu tentang
manajemen.
DAFTAR
PUSTAKA
Amirullah,
Haris Budoyono 2004. Pengantar Manajemen.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sule, Ernie Trisnawati,
Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media
Group.
Tim Dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Pidarta Made DR.
1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
Terima Kasih banyak :v
BalasHapus